Jumat, 16 Oktober 2015

Mengurus Paspor untuk Mendaftar Shutterstock

Shutterstock adalah salah satu agensi microstock yang sangat populer dan diminati. Penjualan foto atau desain vector di sana terbilang lebih mudah dan lebih cepat. Akan tetapi untuk ikut berkontribusi di Shutterstock syaratnya adalah harus memberikan scan paspor / passport untuk verifikasi identitas kita. Kenapa Shutterstock minta paspor?


Karena paspor adalah identitas yang diakui internasional. Dan ketika identitas kita sudah jelas diakui, bukan identitas palsu, selanjutnya adalah untuk mencegah pembajakan karya. Saya sendiri sudah mendaftar Shutterstock cukup lama, tapi belum ngirim desain gara-gara urusan paspor ini.

Beberapa waktu lalu saya ngurus paspor di Kantor Imigrasi Pati. Beruntung di kabupaten tempat saya tinggal ada kantor imigrasi. Alamatnya di Jl. Raya Pati-Kudus Km.7 No.1, Kec. Margorejo, Kec. Pati, Jawa Tengah 59163. Kalau dari Pati kota sebelah kanan jalan. Saya berangkat dari rumah pukul 06.59, nyampe sana kurang lebih stengah 8.  Udah ada orang tapi gak terlalu banyak. Langsung ke arah belakang karena pintu masuknya di bagian belakang, dan pintu keluar di bagian depan, gak tahu kalo besok-besok bisa berubah. Prosesnya sekarang lebih cepet karena pemotretan langsung dilakukan hari itu juga. Dokumen yang dibawa adalah fotokopi:
  • KTP, 
  • Kartu Keluarga
  • Akta Kelahiran / Surat Nikah / Ijazah
Sebaiknya bawa juga dokumen aslinya supaya bisa dicocokkan kebenarannya atau jika ada fotokopian yang kurang biar bisa fotokopi di sana. Kalau mau fotokopi atau beli materai bisa ke koperasi di belakang, deket kantin. Tukang fotokopinya udah hafal.
Jam 8 mulai buka, masuk minta formulir dan mengisinya lalu nunggu nomor antrean dipanggil. Ternyata langsung wawancara. Di sinilah saya mencoba untuk berusaha bicara jujur dan terbuka. Kira-kira begini..
Petugas: Mau pergi ke mana Mas?
Saya: Untuk persyaratan kerja online Pak.
Petugas: Di mana?
(Padahal udah bilang online)
Saya: Bukan untuk ke luar negeri Pak, untuk persyaratan kerja online.
Petugas: Gak bisa Mas, harus jelas ini paspor buat apa. Paspor gak bisa buat persyaratan kaya' gitu.
Saya: Bisa Pak. Saya ada hubungan kerja online, mereka base-nya di Amerika dan mensyaratkan paspor untuk verifikasi.
Petugas: Mas punya pekerjaan online?
Saya: Ya Pak.
Petugas: Bidang apa?
Saya: Desain grafis.
Petugas: Ada MOU gak antara Mas dengan mereka yang menyebutkan syarat harus ada paspor?
Saya: Kalau MOU ya gak ada pak, tapi di situsnya disebutkan kalau memang diharuskan punya paspor.
Petugas: Disebutkan di mana? Mana suratnya?
Saya: Bukan di surat Pak, tapi di situsnya.
Petugas: Mana?
Saya: Shutterstock dot com.
Petugas: Mana? Tunjukkan.
Saya: Ya di internet.
(Masa' iya aku harus bawa laptop ama modem??)
Petugas: Di hape Mas ada?
Saya: Gak ada.
(Hapeku cuma hape cina yg udah rusak, udah dikaretin, udah lemah buat akses internet, juga gak ada kuota)
Petugas: Tunggu bentar.
(Pak Petugas lalu masuk, mungkin rembukan ama temen-temennya, agak lama. Dalam hati aku berdoa semoga dimudahkan karena merasa niatku baik. Lalu Pak Petugas keluar)
Petugas: Punya materai 6000?
Saya: Saya beli dulu.
(Sambil senyum, ah paling-paling cuma ngisi surat pernyataan bermaterai udah dianggep beres ini)
Petugas: Satu lembar ya.
(Pak Petugas balas senyum)

Keluar dulu, ke koperasi beli materai. Lalu masuk kantor ngisi surat pernyataan bermaterai. Sambil meneruskan obrolan.

Petugas: Saya sih gak masalah Mas mau jadi apa, yang penting infonya jelas. Kalau ada apa-apa ya baliknya ke Mas sendiri, bukan ke kami.
Saya: Iya Pak. Sebenarnya banyak kok Pak yang makai paspor buat persyaratan kerjaan online kaya' gini, tapi rata-rata mereka bilangnya mau jalan-jalan ke luar negeri atau apa gitu.
Petugas: Produk desain grafisnya apa Mas?
Saya: Vector Pak.
Petugas: Vector itu apa?
Saya: Ya agak mirip kartun gitu.
Petugas: Kaya' manga gitu ya?
Saya: Bisa jadi, tapi ya gak harus seperti manga, lebih ke ilustrasi.. bla.. bla.. bla.. anu.. anu.. bla.. bla..
(Kaya'nya Pak Petugas jadi agak bingung deh)
Petugas: Ya saya sendiri gak masalah Mas mau jadi apa, yang penting infonya jelas. Kalau nanti ada penyimpangan ya baliknya ke Mas sendiri. Kalau saya ya taunya ini.
(Diulangi lagi omongannya)
Saya: Ya paspor kan identitas yang diakui internasional Pak, jadi mereka mensyaratkan paspor agar mendapatkan identitas asli saya.
Petugas: Ya Mas, kalo Mas udah go international ya emang harus paspor, kalo cuma katepe ya dianggap gak valid, misalkan untuk pembayaran atau apa..
(Naah... udah paham dia, dibilang go international lagi, hahaha, tapi sayangnya malah kebablasan "paham"nya, sampai bilang katepe dianggap gak valid padahal agency selain Shutterstock juga pada nerima katepe, dan soal pembayaran juga urusannya gak makai paspor hehehe)
Wawancara selesai. Masuk antrean selanjutnya. Ternyata langsung foto. Abis foto dikasih surat tagihan, lihat harga biaya paspor 300.000 ditambah jasa TI biometrik 55.000 jadi 355.000. Ternyata diinput yg paspor 48h, padahal tadi aku pilih yg 24h. Tapi tak apalah.
Keluar kantor kira-kira jam 9. Jadi aku di dalam kantor cuma sekitar 1 jam (lumayan cepet kan). Dan rasanya puaaassss buanget. Mungkin karena sensasi menaklukkan petugas wawancara yang rasanya greget banget, seru.
Tinggal bayar di BNI lalu beberapa hari lagi ambil paspornya.

Tanya: Mengapa tidak beralasan yang lebih gampang? Misalnya bilang mau jalan-jalan ke luar negeri atau mau umroh? Mengapa bicara terbuka?
Jawab:
  1. Karena saya menilai ini bukan keadaan yang tepat untuk berbohong. Gak baik jika sebuah pekerjaan diawali dengan ketidakjujuran. Beda cerita jika berbohong untuk menyelamatkan nyawa orang lain, yang seperti ini baru contoh keadaan yang tepat untuk berbohong.
  2. Ada satu hal yang saya suka setelah menjawab pertanyaan macam-macam itu. Yaitu nambah wawasan dan nambah pengetahuan untuk petugas tersebut, dan semoga petugas-petugas lainnya.
    Contohnya : Ternyata paspor bisa dipergunakan selain untuk bepergian keluar negeri. Ternyata ada produk desain grafis yang namanya vector. Ternyata paspor sebagai identitas internasional bisa digunakan untuk kejelasan hubungan kerja antar negara secara online.
    Hal-hal tersebut adalah hal baru baginya yang bisa dia ketahui sebagai tambahan pengetahuan. Sama seperti kita yang mungkin sering tidak sengaja dapat pengetahuan dan wawasan baru ketika mengobrol dengan orang yg di luar profesi kita.
Tanya:  Bagian mana yang discan untuk diupload ke Shutterstock?
Jawab: Awalnya saya mengirim scan halaman depan yang ada foto dan data-data saya, tapi ditolak. Alasannya kurang lengkap. Kemudian saya scan bagian awal termasuk halaman foto serta data dan bagian akhir termasuk halaman yang ada tulisan alamat dan tanda tangan saya di situ. Hasilnya diterima.

Saran saya untuk temen-temen yang mau ngurus paspor untuk mendaftar Shutterstock. Jika ingin menjawab gampang dengan beralasan mau umroh atau jalan-jalan ke luar negeri, maka niatkanlah dalam hati untuk benar-benar melakukan itu. Dan jika ingin bicara terbuka apa adanya, ada baiknya jika membawa smartphone atau tablet untuk mengakses internet dan menunjukkan bahwa Shutterstock benar-benar meminta paspor (itung-itung bagi pengalaman tentang microstock pada mereka).

Dan pengalaman wawancara tiap-tiap orang pun bisa berbeda-beda karena petugasnya pun juga beda-beda. Dari yang saya baca tentang pengalaman wawancara mengurus paspor untuk mendaftar Shutterstock ini, ada yang lancar-lancar saja ketika beralasan untuk umroh atau jalan-jalan ke luar negeri. Tapi ada juga yang malah dimintai surat keterangan dari biro travel dan dipersulit. Dan yang beralasan untuk mendaftar Shutterstock pun gak semuanya mengalami seperti saya. Ada yang menunjukkan print out screenshot halaman Shutterstock yang meminta paspor, sambil memberi penjelasan, lalu langsung diterima.

Saya sendiri sebenarnya malah senang kalau misalnya pak petugas wawancara tadi tertarik ikut bisnis ini setelah mewawancarai saya.

Update 12 Agustus 2018
Ada kabar gembira bahwa Shutterstock mengubah peraturannya. Sekarang untuk mendaftar jadi kontributor tidak perlu lagi menggunakan paspor. Ulasannya silakan baca di sini:
=> Cara Daftar Shutterstock Tanpa Menggunakan Paspor
Apakah peraturan ini untuk selamanya, ataukah akan ada perubahan lagi? Waktu yang akan menjawabnya.
Sumber gambar: Dokumentasi pribadi

24 komentar:

  1. Mas kalo umur 16 tahun bisa bikin paspor gaa ? trims

    BalasHapus
  2. Bisa saya hubungi mas? Via G+ mungkin?

    BalasHapus
  3. Bang alur pertama pertamanya.gimana.ya bang bikin shutter stock. Ada pin BB bang.pengen minta di ajarin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alur pertamanya daftar, lalu ngurus paspor, trus masukkan scan paspor, kemudian ngirim desain atau foto.
      Wong Pati yo? Ketemu langsung wae biar bisa ngobrol-ngobrol :D.

      Hapus
  4. Mas saya datang ke kantor imigrasi kemarin kok di suruh bawa lampiran dari shutterstock ya mas?, trus yg harus dilampirin apa ya mas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Print/Cetak screenshot halaman Shutterstock yang meminta paspor.

      Hapus
    2. Gimana udh balik lagi ke imigrasi ms? bisa gak? kalo bisa aq tak nyoba buat

      Hapus
    3. @Bitcologi
      Tergantung petugas wawancaranya. Sedangkan petugas di kantor imigrasi tempatmu orangnya kan tentunya beda orang. Bisa jadi petugas di tempatmu malah lebih gampang.

      Hapus
  5. Saya udah daftar dan kirim karya untuk review, ternyatta di tanyain passport nya baru. thanks infonya mas

    BalasHapus
  6. Luar biasa mas pengalaman n infonya....sukses selalu mas....amin

    BalasHapus
  7. mas, mau tanya katanya untuk passport harus berisi scan buku tabungan yg berisi nominal min 25jt ya? saya pengen daftar shutterstock, tapi kata temen saya bkin passport mesti pke scan buku tabungan bwt passportnya.. jd bingung,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepengalaman saya tidak seperti itu. Kalau saya mengalaminya juga sudah saya tulis pada postingan di atas. Dan sampai sekarang saya tidak pernah dengar cerita dari teman-teman microstocker yang seperti itu.
      kalau setahu saya, yang makai scan buku tabungan nominal 25jt itu untuk daftar haji.

      Hapus
    2. wah, tengkyu infonya bang, saya mau coba bikin,,

      Hapus
  8. Shutterstock review sudah di terima tinggal, identitas dan sudah mikir panjang banget sampai saya komen ini belum buat-buat. Sepertinya waktunya untuk memberanikan diri untuk tampil di imigrasi untuk membuat Pasport.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo kepanjangan mikir nanti gak jadi jadi lho.
      Dan ketika sudah selesai membuat paspor, dan paspor udah ada di tangan, kita bisa dengan entengnya bilang gini: "Ooo... Ternyata cuma gitu bikin paspor" dengan perasaan lega!

      Hapus
    2. wkwkw betul mas, endingnya juga begitu ternyata buat paspor hanya seperti itu, dan alhamdulillah saya sudah buat dan sudah saya pakai untuk SS, baru pecah telor kmrin, semoga bisa konsisten bermain SS.

      Hapus
  9. Makasih infonya mas, saya juga terkendala sama passport, mudah mudahan nanti mudah dalam mengurusnya.. Btw passport untuk microstock nya terserah kan mas, bisa yg 24 halaman kan ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, yang 24 halaman juga bisa. Semoga sukses.

      Hapus
  10. mas, kalo status masih pelajar tapi udah punya ktp, bisa nggak... untuk verifikasi Shutterstock,soalnya saya pakai identitas KTP ditolak...syarat syaratnya apa saja?saya ditanya alasannya bagaimana....

    BalasHapus
  11. ada yang pecah telur berbagi donk pengalamannya

    BalasHapus