Setelah menginstallnya di Xubuntu melalui Ubuntu Software Center, saya mulai belajar sekaligus menggunakannya.
Sebenarnya dulu waktu saya masih memakai distro Ubuntu Studio, saya sudah pernah mencoba, akan tetapi masih mengalamai kesulitan karena masih kurang fokus dan minat untuk melakukan video editing di kala itu.
Kemarin saya cukup bersemangat untuk mempelajari dan menggunakan aplikasi penyunting video yang tersedia untuk FreeBSD, GNU/Linux dan Mac OS ini setelah cukup lama vakum dari kegiatan hobi film pendek. Kesan yang saya dapatkan dari software open source ini adalah tampilannya mirip dengan Adobe® Premiere®. Cukup powerful, dan ada beberapa fitur yang belum pernah saya kira seperti clip grouping, dan juga selected zone rendering.
![]() |
Tampilan Kdenlive |
Ini adalah tampilah dialog New Project Setting. Terdapat pilihan Video Profile yang bisa dipilih sesuai kebutuhan, juga pengaturan jumlah video tracks dan audio tracks yang bisa disesuaikan dengan selera.
![]() |
New Project Setting |
![]() |
Clip Grouping |
Sebenarnya, masih sangat banyak fitur di Kdenlive yang belum saya jelajahi. Tapi komentar saya untuk Kdenlive adalah "Bagus".
![]() |
Proses Rendering |
![]() |
Pemilihan Opsi Rendering |
Saya seringkali merasa hasil render dari kdenlive belum maksimal, seperti sedikit blur setelah render. Bagaimana solusinya?
BalasHapusUntuk sekarang saya memakai shotcut sebagai alternatif kdenlive.
Terimakasih ^^
Mungkin perlu mengotak-atik project settings, disesuaikan dengan video yang akan diedit.
Hapuskalo sampeyan biasa pakai profil apa mas?
HapusSeperti contoh gambar yang di atas.
Hapus